Panduan Ringkas Budidaya Jagung Hibrida
Jagung merupakan salah satu tanaman
pangan yang dapat di andalkan dan dikembangkan untuk menjadi komoditas
unggulan pertanian kita. Untuk mendapatkan hasil yang tinggi serta
berkualitas, maka penanganan budidaya tanaman jagung haruslah dilakukan
secara tepat, cermat dan menyeluruh mulai dari pemilihan benih unggul,
pengolahan lahan, perawatan tanaman hingga pengendalian hama penyakit
dan penanganan pasca panennya.
PENANAMAN
- Lakukan Pengolahan Tanah sebaik mungkin.
- Persiapkan Perlengkapan tanam seperti Tugal (mata satu dan mata dua) (lihat gambar diatas) dan Tali yang telah di tandai jarak tanam 20 cm dengan simpul tali plastik.
- Gunakan Jarak Tanam : 70 cm x 20 cm untuk 1 tanam perlubang (lihat gambar diatas).
- Masukkan benih dalam lubang tugal dan tutup dengan tanah yang gembur.
- Sebelum memasukkan benih kedalam lubang tanam, dianjurkan terlebih dahulu benih diberikan fungisida sistemik dengan menggunakan DEMORF 60 WP 5 gram/sachet. Penggunaannya sebagai berikut : 1 sachet DEMORF di masukkan kedalam wadah ember, kemudian di tambah sedikit air untuk sekedar basah, selanjutnya masukkan 1 kg benih, aduk hingga merata (1 sachet DEMORF 60 WP 5 gram = 1 kg benih).
PEMUPUKAN
A. Pemupukan Bersamaan Tanam (Pupuk Dasar)
Pemupukan bersamaan tanam (Pupuk Dasar) dapat membantu meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tanaman terhadap serangan hama lalat bibit dan penyakit bulai.
- Berikan Pupuk Dasar : NPK 15:15:15 = 200 - 300 Kg/Ha. Letakkan pupuk dengan jarak 5 cm disamping lubang benih (lihat gambar diatas).
- Dosis pupuk yang diletakkan : 3 - 5 gram/lubang (lihat gambar diatas).
Catatan
: Jika pemupukan bersamaan tanam (Pupuk Dasar) tidak dilakukan,
pemupukan dapat di lakukan paling lama 10 HST dengan menggunakan pupuk
UREA = 100 Kg/Ha dicampur NPK 15:15:15 = 200 Kg/Ha, dengan dosis
perlubang tanam 3 - 5 gram.
Pemupukan bersamaan tanam dapat juga di
lakukan dengan cara mencampur dari 3 jenis pupuk dengan rincian pupuk
dan kebutuhan perhektarnya sebagai berikut :
- UREA : 150 Kg/Ha, kebutuhan = 2 gram/lubang.
- TSP46% : 150 Kg/Ha, kebutuhan = 2,5 gram/lubang.
- KCL : 50 Kg/Ha, kebutuhan = 1,5 gram/lubang.
Total pemakaian pupuk dengan cara
mencampur dari ketiga jenis pupuk diatas kebutuhan perhektarnya adalah
350 Kg/Ha dengan kebutuhan = 3 - 5 gram/lubang.
B. Pemupukan Susulan Pertama
TANAMAN UMUR 25 - 30 HARI
- Lakukan pemupukan susulan pertama dengan : UREA = minimal 150 Kg/Ha.
- Letakkan pupuk dengan jarak 10 cm disamping tanaman dan tutup dengan tanah.
- Dosis pupuk yang diletakkan : 2,5 - 5 gram/lubang.
- Lakukan penyiangan dan pembumbunan.
- Berikan pengairan secukupnya.
- Apabila timbul gejala hama/penyakit, semprotlah dengan menggunakan pestisida menurut anjuran.
C. Pemupukan Susulan Kedua
TANAMAN UMUR 40 - 45 HARI
- Lakukan pemupukan susulan kedua dengan : UREA = 150 Kg/Ha + KCL = 50 Kg/Ha.
- Letakkan pupuk dengan jarak 15 cm disamping tanaman dan tutup dengan tanah.
- Dosis pupuk yang diletakkan : 2,5 - 5 gram/lubang tanaman.
- Lakukan penyiangan dan pembumbunan hingga akar semu tertutup oleh tanah.
- Berikan pengairan lebih banyak pada saat pembungaan dan pengisian biji.
- Bebaskan tanaman dari gulma selama masa pertumbuhan sampai menjelang panen.
Pengendalian manual yang biasa dilakukan adalah :
- Pengendalian gulma/rumput dilakukan pada saat tanaman jagung berumur 30 hari setelah tanam.
- Pengendalian gulma sebaiknya dilakukan dengan cara herbisida.
- Aplikasi penyemprotan dilakukan pada sela-sela tanaman jagung dan dihindari terkena langsung dengan tanaman jagung (dianjurkan memberi sungkup pada nozzle).
Contoh gulma yang bisa dikendalikan oleh herbisida NOXONE 297SL adalah :
- Cyperus sp.
- Digitaria adscendens
- Paspalum conjugatum
- Eleusine indica
- Panicum repens
- Mikania sp.
- Euphorbia hirta
- Imperata cylindrica
- Mimosa pudica
- Cynodon dactilon
- Ischaemum timorense
PENGAIRAN
- Pengairan merupakan faktor penting dalam budidaya tanaman jagung. Kekurangan air berpengaruh pada produktivitas tanaman. Kelebihan air (lahan tergenang dalam jangka waktu lama) juga menyebabkan tanaman jagung mati.
- Apabila lahan yang digunakan memiliki jaringan irigasi dan persediaan air yang cukup maka lakukan pengairan setiap 10 hari sekali dengan cara mengalirkan pada larikan dan secepatnya dibuang dan dipastikan tidak ada yang menggenang.
- Apabila lahan yang digunakan merupakan lahan tanpa irigasi atau lahan darat yang tidak mempunyai persediaan air (sungai, danau, rawa, dll) maka pengairan bisa dilakukan dengan sistem irigasi sumur atau disiram secara manual (pada dasarnya jagung tidak memerlukan banyak air).
- Buat sumur-sumur gali/bor di dekat lahan dan alirkan airnya dengan menggunakan pompa.
- 10 hari menjelang panen sebaiknya pengairan dihentikan agar proses pengeringan tongkol dapat dipercepat.
Catatan : Dosis pemupukan untuk masing-masing daerah berbeda sehingga
harus di sesuaikan dengan kondisi tanah atau menurut anjuran.
PENGAPLIKASIAN TAMBAHAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAMIGRO
MAMIGRO adalah Pupuk Daun Komplit
yang formulanya disesuaikan dengan kebutuhan tanaman baik unsur hara
makro seperti : N, P dan K maupun unsur hara mikro seperti : Cu, Co, B,
Mg, Zn, S, Fe, Mn, Mo dan unsur-unsur hara lain yang diperlukan dalam
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Oleh karena itu dianjurkan untuk
melakukan pengaplikasian tambahan dengan menyemprotkan Pupuk Daun
Komplit MAMIGRO.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal, Pupuk Daun Komplit MAMIGRO + BIGGEST. Pencampuran MAMIGRO dan BIGGEST dengan cara : dapat dicampur dengan
1 botol MAMIGRO 500 ml di campur dengan 1 botol BIGGEST (10 ml) lalu diaduk (untuk 20 tangki).
Dosis Pengaplikasian :
Untuk 1 tangki = 25 ml (1 tutup botol) MAMIGRO yang telah dicampur BIGGEST.
Catatan : MAMIGRO dapat di campur dengan Insektisida dan Fungisida (apabila tanaman timbul gejala hama/penyakit). Penyemprotan Pupuk Cair MAMIGRO, sebaiknya di lakukan pada pagi hari sebelum jam 10.00 atau sore hari setelah jam 16.00.
Manfaat pengaplikasian tambahan dengan metode MAMIGRO sebagai berikut :
- Pertumbuhan tanaman Jagung menjadi lebih subur.
- Batang dan daun kelihatan lebih hijau.
- Batang lebih besar dan kokoh.
- Pertumbuhan buah menjadi lebih besar, berat dan merata.
Pengaplikasian yang di lakukan hanya dua kali :
- Aplikasi I : Umur tanaman Jagung berumur 14 HST.
- Aplikasi II : Umur tanaman Jagung berumur 30 HST.
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN (HPT)
Pengendalian hama penyakit tanaman dapat
dilakukan dengan cara penyemprotan insektisida dan fungisida.
Insektisida dan fungisida yang disarankan dengan menggunakan
insektisida dan fungisida CYPERMAX 100 EC 500 ml + TRISULA 450 SL 500 ml (untuk 20 tangki) dan DEMORF 60 WP 5 gram/sachet.
CYPERMAX 100 EC 500 ml dan TRISULA 450 SL 500 ml adalah insektisida yang sangat efektif mengendalikan hama tanaman berupa ulat, kutu daun dan hama penghisap lainya seperti :
- Penggerek Batang.
- Penggerek Daun.
- Wereng Coklat.
- Ulat tongkol.
DEMORF 60 WP 5 gram/sachet adalah fungisida sistemik yang berfungsi untuk penyakit jamur/bulai.
Dosis Penyemprotan :
Untuk 1 tangki = 25 ml (1 tutup botol) CYPERMAX + 25 ml (1 tutup botol) TRISULA dicampur dengan 1 sachet DEMORF 60 WP 5 gram (dapat juga dicampur dengan MAMIGRO disaat pengaplikasian untuk sekaligus penyemprotan).
Catatan :
Untuk pengaplikasian dan penyemprotan hama/penyakit, kebutuhan pupuk cair, insektisida dan fungisida disesuaikan dengan luas lahan yang ada.
Penyemprotan insektisida dan fungisida dapat di lakukan apabila tanaman timbul gejala hama/penyakit.
Untuk pengaplikasian dan penyemprotan hama/penyakit, kebutuhan pupuk cair, insektisida dan fungisida disesuaikan dengan luas lahan yang ada.
Penyemprotan insektisida dan fungisida dapat di lakukan apabila tanaman timbul gejala hama/penyakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar