Teringat beberapa tahun kebelakang ketika ingin rasanya
mengkonsumsi buah nona… hehehe.. buah sarikaya, buah yang banyak bijinya
itu. Jadi ingin memiliki pohon sarikaya, berpikir mungkin harus beli
bibitnya (kalau beli bibit yang sudah jadi, ah kayaknya gak asyik, gak
ada seninya), teringat dirumah orang tua di lain kota ada pohon
sarikaya. Pas so’an sama ortu langsung tengok-tengok halaman belakang
nyari-nyari pohon sarikaya yang sedang berbuah. Akhirnya saya memutuskan
untuk mencoba peruntungan menanam pohon buah sarikaya dari bijinya,
semoga jadi pikir saya dan kalaupun tidak jadi bibit ya terpaksa beli
bibit yang siap tanam.
Beres dikonsumsi sarikaya yang cuman satu buah hasil metik dari pohonnya
langsung itu saya simpan bijinya. Besoknya saya jemur sampai kering
agak mengkerut dan saya tanam di plastik kresek dibolongin kecil-kecil
bawahnya diisi tanah alakadarnya dari halaman belakang dicampur sedikit
tanah dari kolam tetangga yang sudah kering (kebetulan baru dikuras).
Kalau tak salah saya menanam tiga buah biji. Tidak pakai ribetlah sampe
perlu dicebor tiap hari, dengan memanfaatkan musim penghujan saya taruh
ditempat yang agak terhalang oleh pepohonan lain tapi tersinari
matahari.
Berapa hari entah minggu entah bulan, biji yang ditanam ketika ditengok
sudah setinggi 3 jengkal, ada yang 2,5 jengkal, ada yang 2 jengkal.
Riang gembira begitu lihat biji yang ditanam sudah tumbuh menjadi bibit
pohon sarikaya. Segera saya menyiapkan lahan. Catatan dimemori otak yang
waktu itu masih “bagus” tentang tanam menanam pohon entah waktu SD atau
SMP atau SMA bahwa dilubangi berapa diameter agar pertumbuhan akar yang
masih kecil bisa menyeruak.
Dengan lahan yang tidak begitu luas terpaksa ditanam agak berdekatan,
kesalahan yang baru saya sadari hari ini. Alhasil beberapa tahun
kemudian (saya hitung ada kali 5 tahun lebih) dari ketiga bibit itu yang
jadi hanya satu pohon yang sekarang sudah besar dan berbuah dan
menikmati hasilnya.. hehehe. Betul juga kata orang tua, barangsiapa yang
menanam dialah yang memetik hasilnya.
Nah sekarang kalau menatap pohon itu dan mengkonsumsi buah sarikaya yang
saya tanam beberapa tahun kebelakang jadi kepikiran beberapa poin plus
dan minus. Bahwa segala sesuatu nikmat rasanya jika kita lalui melalui
sebuah proses hingga menjadikan buah yang lezat dikonsumsi/dirasakan.
Bahwa memanfaatkan lahan yang sedikit itu tidaklah sia-sia jika kita
mampu mengaturnya sedemikian rupa.
Bahwa saya ini memang pemalas karena
terbuai oleh sumber daya alam yang berlimpah, kesuburan tanah air yang
begitu baik, ini terbukti ketika saya menanam biji sarikaya, tak pernah
menengok perkembangannya, bahkan tidak menyeborinya, tapi tahu-tahu
jadi. Bahwa menanam pohon itu harus tersinari langsung oleh matahari,
merawat/memangkas dahan yang menghalangi orang lewat. Bahwa memetik buah
sarikaya jangan lupa dikonsumsi (pernah suatu hari saya memetik buah
sarikaya tapi lupa saya makan sampai bosok, hehehe) dan kalau buahnya
berlimpah jangan lupa dibagi sama tetangga. Bahwa menanam pohon itu bisa
menjadi sebuah tulisan di blog hehehe.
srikaya australia (kanan) dan red san pablo (kiri)
Anda masih penasaran untuk belajar bisnis online? Klik gambar di bawah ini!
Mau belajar bisnis? Silahkan action..
Klik Senyumnya..Dapatkan Bonus & Hadiah Membuka Pintu Rejekinya..
Ayo Action..tunggu apa lagi..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar